Kisah Nyata, Kisah Hikmah, Jangan Tolak Rezeki Yang Baik
Ries dan Trout (1987) mengatakan bahwa pemasaran adalah peperangan antara produsen untuk merebutkan persepsi konsumen. Demikian pentingnya persepsi di benak konsumen, sehingga bermacam-macam strategi di rancang perusahaan supaya produk dan mereknya bisa menjadi no satu di benak konsumen.
Pengalaman saya beberapa kali menawarkan makanan kepada teman saya sebut saja Mas “L” ditolaknya membuat saya mempersepsikan bahwa Mas “L” tidak menyukai beberapa jenis makanan tertentu.
Suatu ketika ada rekan kerja yang membawa makan Bakpia Pathok, ketika sudah tinggal beberapa pcs, salah seora ng rekan mengingatkan apakah Mas”L” sudah kebagian. Spontan saya menjawab sepertinya Mas”L” kurang menyukai makanan seperti ini, soalnya beberapakali di tawarkan makanan sejenis selalu menolak.
Tidak lama kemudian datanglah Mas “L” kemudian kami coba menawarkan kepadanya, rupanya dia mau.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah di atas adalah beberapa kali penolakan dari Mas “L” membuat beliau dipersepsikan tidak menyukai pemberian atau tidak menyukai kue atau makanan sejenis dengan alasan tertentu 🙂
Beberapa referensi Hadits:
Umar bin Khattab berkata, Rasulullah SAW pernah memberikan harta kepadaku namun aku berkata, ” Berikanlah pada orang yang lebih fakir dariku. Hingga suatu hari beliau memberikan harta kepadaku, maka kaupun berkata, “berikanlah pada yang lebih fakir dari aku.”
Maka Rasulullah SAW bersabda
” Ambillah, dan bila kamu diberikan sesuatu harta sedangkan engkau tidak mengidam-ngidamkannya dan tidak pula meminta-minta, maka ambillah. Dan jika tidak demikian maka janganlah kamu mengejarnya dengan hawa nafsumu.” (H.R.Bukhari – Muslim)
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam juga bersabda :
“ Barang siapa yang ditawari sesuatu tanpa memintanya maka hendaklah menerimanya.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa yang Allah datangkan kepadanya sesuatu dari harta ini, tanpa dia memintanya, maka hendaklah dia menerimanya, karena sesungguhnya itu adalah rezeki yang Allah kirimkan kepadanya.” (Shahih At Targhib)